Susan B. Anthony: Pembela Hak Suara Perempuan yang Menciptakan Sejarah di Amerika
Susan B. Anthony adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan hak perempuan di Amerika Serikat. Melalui ketekunan, dedikasi, dan keberaniannya, Anthony memainkan peran kunci dalam gerakan hak suara perempuan yang akhirnya membawa perubahan besar dalam politik Amerika. Dia bukan hanya seorang aktivis, tetapi juga simbol perjuangan yang melampaui zaman.
Lahir pada 15 Februari 1820 di Adams, Massachusetts, Susan B. Anthony tumbuh dalam keluarga yang sangat mempercayai prinsip kesetaraan dan keadilan sosial. Sejak kecil, ia terpapar dengan nilai-nilai progresif yang kelak akan membentuk perjalanan hidupnya. Terutama, ayahnya, Daniel Anthony, adalah seorang Quaker yang mendukung pendidikan dan hak-hak perempuan. Susan B. Anthony pun mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki, sesuatu yang tidak biasa bagi perempuan pada masa itu.
Pada tahun 1850-an, Anthony mulai aktif dalam gerakan sosial. Ia bergabung dengan gerakan penghapusan perbudakan dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Namun, pada tahun 1851, ia benar-benar tergerak untuk memperjuangkan hak suara bagi perempuan setelah bertemu dengan Elizabeth Cady Stanton, seorang aktivis hak perempuan yang juga memiliki visi besar untuk kesetaraan gender. Mereka berdua membentuk kemitraan yang tak terpisahkan dalam perjuangan mereka.
Sebagai seorang pemimpin, Anthony sangat terkenal karena pendekatannya yang tegas dan tak kenal lelah. Salah satu aksi paling berani yang ia lakukan adalah pada tahun 1872, ketika dia mencoba untuk memberikan suara dalam pemilihan umum di Rochester, New York. Meski tindakan ini jelas melanggar hukum, dia tidak gentar. Anthony pun ditangkap situs slot777 dan dikenai denda $100, tetapi dia dengan sengaja menolak membayar denda tersebut, sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dihadapi perempuan yang tidak bisa memberikan suara dalam pemilu. Momen ini menjadi simbol penting dalam perjuangan hak suara perempuan di Amerika.
Anthony tidak bekerja sendiri dalam perjuangannya. Bersama dengan Stanton, dia mendirikan National Woman Suffrage Association pada tahun 1869, yang berfokus untuk memperoleh hak suara bagi perempuan di seluruh negara bagian. Dalam perjalanan panjang gerakan ini, Anthony melakukan perjalanan ke berbagai tempat untuk memberikan pidato, mengumpulkan tanda tangan petisi, dan mengorganisir kampanye. Meski sering kali menghadapi penolakan dan diskriminasi, dia tidak pernah mundur.
Puncak dari perjuangan panjang ini akhirnya tercapai pada tahun 1920, setelah Anthony meninggal pada tahun 1906. Pada tanggal 18 Agustus 1920, Amandemen ke-19 Konstitusi Amerika Serikat disahkan, yang memberikan hak suara kepada perempuan di seluruh Amerika. Meskipun Susan B. Anthony tidak dapat melihat pencapaian ini, pengaruhnya sangat besar dalam mewujudkan perubahan ini. Sebagai penghormatan, Amandemen ke-19 sering kali disebut sebagai “Amandemen Susan B. Anthony.”
Warisan Anthony tidak hanya terbatas pada pencapaian hak suara. Dia juga menginspirasi generasi perempuan berikutnya untuk berjuang demi hak-hak mereka dalam berbagai bidang kehidupan. Dengan semangatnya yang tak pernah padam, Susan B. Anthony membuktikan bahwa perjuangan untuk keadilan dan kesetaraan bukanlah perjuangan yang bisa diselesaikan dengan mudah, tetapi melalui ketekunan dan keberanian untuk melawan ketidakadilan.
Kini, Susan B. Anthony diingat sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah hak perempuan, dan namanya diabadikan dalam berbagai monumen dan lembaga. Perjuangannya terus menjadi inspirasi bagi perempuan di seluruh dunia yang berjuang untuk hak-hak mereka.